Senin, 15 September 2014

makalah bahasa indonesia


MAKALAH BAHASA INDONESIA
TUGAS INDIVIDU
“PEMAKAIAN TANDA BACA”


DOSEN PEMBIMBING                   : SITI SALMA, S.Pd.I, M.Pd
MATA KULIAH                     : BAHASA INDONESIA

OLEH                                      : ERNI APRILIANI
NIM                                         : 2012121627



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) DARUL ULUM KANDANGAN
TAHUN AKADEMIK 2012/2013




KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas individu penyusunan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul “ Pemakaian Tanda Baca”.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Siti Salma, S.Pd.I, M.P.d selaku dosen pembimbing, karena telah memberi motivasi dan bimbingan kepada penulis dan juga teman-teman yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan belum sempurnanya apa yang telah disampaikan, sehingga apabila ada kekurangan dalam penulisan serta isi maupun materi, saya mohon saran dan kritiknya secara langsung maupun tidak langsung untuk kesempurnaan makalah ini.

Kandangan, 15 April 2013


Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….                 i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………     ii
BAB I                         : PENDAHULUAN ………………………………………………..                1
BAB II                        : PEMAKAIAN TANDA BACA ………………………………….                2
A.    Tanda Titik …………………………………………………    2
B.     Tanda Koma ………………………………………………..    6
C.     Tanda Titik Koma ………………………………………….    9
D.    Tanda Titik Dua ……………………………………………   10
E.     Tanda Hubung ……………………………………………..   11
F.      Tanda Tanya ……………………………………………….   13
G.    Tanda Seru …………………………………………………   14
H.    Tanda Kurung ……………………………………………..    14
I.       Tanda Garis Miring ……………………………………….     15
J.       Tanda Pisah ……………………………………………….    16
K.    Tanda Elipsis …………………………………………….      17
L.     Tanda Kurung Siku ……………………………………….    18
M.   Tanda Penyingkat Apostrof ………………………………    18
N.    Tanda Ulang ………………………………………………   19
O.    Tanda Petik Ganda ………………………………………..   19
BAB III          : PENUTUP ……………………………………………………….   21
A.    Kesimpulan ………………………………………………..   21
B.     Saran ……………………………………………………….  21
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..............  22



BAB I
PENDAHULUAN
Kita berada di Negara Bangsa Indonesia yang banyak suku bangsanya, mungkin ratusan banyaknya karena Indonesia Negara kepulauan yang wilayahnya cukup luas. Untuk mempersatukan bahasa supaya setiap suku bangsa saling mengerti satu sama lain yang dimaksudkan maka kita menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar . Namun dalam berbagai suku masih banyak wilayah yang tidak dapat menggunakan Bahasa Indonesia di karenakan tenaga pengajaran yang kurang karena wilayahnya di pelosok sehingga transportasi yang ada kurang memadai. Untuk itu  kita mulai dengan memahami berbagai tanda baca yang digunakan dalam bahasa Indonesia.
            Dalam Bahasa Indonesia ada banyak sekali tanda-tanda baca, namun banyak dari kita yang masih bingung penempatan maupun kegunaan dari beberapa tanda baca tersebut. Nah, dalam makalah ini saya akan membahas dan menjabarkan kegunaan dari tanda baca yang banyak di gunakan.









BAB II
PEMAKAIAN TANDA BACA

Latar belakang pemakaian tanda baca adalah untuk memperjelas maksud suatu bacaan agar pembaca dapat mengerti suatu bacaan tersebut. Jika suatu bacaan tidak memiliki suatu bacaan, dapat di pastikan pembaca tidak mengerti suatu bacaan tersebut. Misalnya Undang-Undang Dasar tidak memiliki tanda baca yang harus di bacakan setiap tanggal 17 Agustus. Maka orang tidak mengerti apa yang di maksudkan oleh Undang-Undang Dasar dan dapat dipastikan pembaca Undang-Undang Dasar akan kewalahan membacanya karena tidak memiliki tanda baca.

A.    Tanda Titik ( . )

1.      Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya [1]:
Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk disana.
Dia menanyakan siapa yang akan datang.
Hari ini tanggal 6 April 1973.
Marilah kita mengheningkan cipta.
Sudilah kiranya saudara mengabulkan permohonan ini.
2.      Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagian, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya :
a.       III. Departemen Dalam Negeri
A.    Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B.     Direktorat Jenderal Agraria
1.     
b.      1.   Patokan Umum
1.1  Isi Karangan
1.2  Ilustrasi
1.2.1        Gambar Tangan
1.2.2        Tabel
1.2.3        Grafik
Catatan : Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
1.      Tanda Titik di pakai pada akhir singkatan nama orang.
Misal [2]:
Abd. Fattah
A.Zaelani
Muh. Kundi
2.       Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Untuk singkatan kata yang lebih dari dua huruf hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh : 
a.n ( atas nama )
dkk. ( dan kawan-kawan )
tgl. ( tanggal )
3.      Tanda titik dipakai pada akhir singkatan, gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh [3]:
Drs. ( Dokturandus )
Ir. ( Insinyur )
DR. ( Doktor )
H. ( Haji )
Sdr. ( saudara )
Tn. ( Tuan )
4.      Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang  menunjukkan waktu.
Contoh :
Pukul 01.15.30 ( pukul satu lewat lima belas menit tigapuluh detik )
5.      Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh :
Pemilu yang akan datang dilaksanakan tahun 1997
Perkara Nomor 1246 telah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri
Nomor teleponku 7873915
6.      Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang terdapat di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh [4]:
SMP ( Sekolah Menengah Pertama )
ABRI ( Angkatan Bersenjata Republik Indonesia )
Depdikbud ( Departemen Pendidikan dan Kebudayaan )
7.      Tanda Titik dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang.
Contoh :
Km ( Kilometer )
Rp ( Rupiah )
8.      Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh :
Tenggelamnya Kapal Van Der Wick.
Undang-Undang Dasar 1945
Menjaring Matahari
9.      Tanda tidak titik dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama alamat pengirim surat.
Contoh :
Surabaya, 2 Maret 2001
Yth. Sdr. Cahya Surya
Jl. Bulak Banteng Kidul
10.  Tanda titik dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh :
Siregar, Merari.1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Poestaka

B.     Tanda  Koma ( , )

1.      Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perinciaan atau pembilangan.
Contoh :
Agus membeli pensil, penggaris, kertas dan lem.
Satu, dua, … tiga !

2.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Contoh[5] :
 Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya , melainkan anak Pak Kasim.

3.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh :
Karena mendadak sakit, ia tidak jadi pergi.
Karena hujan, saya tidak jadi berangkat.

4.      Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh :
Rusdi tidak naik kelas karena malas belajar.
Ibu mengatakan bahwa kebersihan itu sangat penting.

5.      Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat ada awal kalimat. Termasuk didalamnya : oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh :
Karena itu, kamu harus rajin belajar.
Anak itu sangat sibuk, meskipun begitu ia tetap rajin belajar.
Oleh karena itu, kita harus rajin belajar.
Jadi, soalnya tak semudah itu.

6.      Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti ; o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh :
O, begitu ceritanya.
Wah, kamu sekarang tambah cantik saja.
Aduh, sakit.
Ya, sudahlah kalau begitu.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh :
Kata Pak Guru, “ Besok ada ulangan Bahasa Indonesia.”
“ Aku senang bertemu denganmu,” kata Iwan, “karena selama setahun kita tak bertemu.”
7.      Tanda koma dipakai diantara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh :
Sdr. Cahya Surya, Jalan Bulak Banteng Kidul, Surabaya.
Pengadilan Negeri Surabaya, Jalan Arjuna, Surabaya.
Surabaya, 20 September 1966.
Jakarta, Indonesia.
8.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh :
Anwar, Chairil, Aku, Balai Pustaka,1959.
9.      Tanda koma dipakai diantara tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun penerbitan.
Contoh :
Gayo, Iwan, Buku Pintar Unior, Iwan Gayo Associates, Jakarta, 1987.[6]
10.  Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakan dari singkatan nama keluarga atau marga.
Contoh :
Luhut P, S.H.
Ny. Kumala, S.E
11.  Tanda koma dipakai dimuka angka persepuluhan dan diantara rupiah dan sen dalam bilangan.
Contoh :
10,15 m
1,5 km
Rp 50,25
12.  Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan oposisi.
Contoh :
Adik saya, Purwita, pandai sekali.
Kepala sekolah kami, Pak Anton, sekarang keluar negeri.
13.  Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat  apabila petikan langsung , tersebut berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan mendahului bagian lain dalam kalimat tersebut.
Contoh :
“ Aku tak tahu menahu tentang perkara itu !” kata Amin.
“ Mobilnya sudah dipersiapkan, Anton ?” tanya Bos.

C.     Tanda Titik Koma ( ; )

1.      Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh :
Hari sudah malam; anak-anak belum juga tidur.[7]
Hujan turun terus menerus; pekarangan sebelah rumah kami tergenang.[8]
2.      Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara didalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh :
Pagi hari semua sibuk; adik mandi; kakak sikat gigi; ibu memasak di dapur; ayah berkemas segera ke kantor.

D.    Tanda Titik Dua ( : )

1.      Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan bila di ikuti rangkaian atau pemeriaan.
Contoh :
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
Kebakaran kemarin menghanguskan barang-barang sebagai berikut: perkakas rumah, sepeda motor, mobil, mesin-mesin dan surat dokumen lainnya.
2.      Tanda titik dua dipakai sesudah ungkapan atau kata yang memerlukan pemerian.
Contoh :
Nama                     : Edi Sasmita
Alamat                  : Jl. Salak 60 Semarang
Jabatan                  : Sekretaris

Hari                       : Sabtu
Tanggal                 : 25 Maret 2000
Jam                        : 07.30 WIB
Tempat                  : Jl. Diponegoro 27 Malang
3.      Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan
Contoh :
Joko Tarub            : “Oh, Nawangwulan, jangan kau tinggalkan aku.
      Nawangwulan       : “Tidak, Kakang. Aku harus pergi. Karena semua itu   kesalahan Kakang.”
4a. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemberian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh :
Kita membutuhkan selimut, obat-obatan dan makanan.

4b. Tanda titik dua dipakai
a)      Diantara jilid atau nomor dan halaman.
Contoh :
Panjimas, XX ( 1987 ), 42: 5
b)      Diantara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci.
Contoh :
Surat Al-Baqarah: 57
c)      Di antara judul dan anak judul dalm suatu karangan.
Contoh :
Perserikatan Buruh Indonesia: Dalam Tinjauan

E.     Tanda Hubung  ( - )

1.      Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh :
… setelah menan-
datangani surat.
2.      Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depan nya pada pergantian baris.
Contoh:
… lalu ia membawa-
kan barang-barangku.
… dengan teliti meng-
amati gambar  itu.
3.      Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh :
Sayur-mayur
Laki-laki
Bersama-sama
4.      Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf dan kata yang  di eja satu-satu dan bagian-bagian tunggal.
Contoh :
P-A-N-C-A-S-I-L-A
15-04-1994
5.      Tanda hubung dipakai untuk memperjelas bagian-bagian ungkapan.
Contoh :
Ber-evolusi dengan ber-revolusi
6.      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya  yang dimulai dengan kapital, ke dengan angka, angka dengan an-, dan singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Contoh :
se-Indonesia
tingkat ke-5
SK-nya
7.      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh :
Men-deadline
di-impor

F.      Tanda Tanya ( ? )

1.      Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh :
Kapan ia berangkat ?
Dimana dia sekarang ?
2.      Kalimat tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat di buktikan kebenarannya.
Contoh :
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?)
Fir’aun diperkirakan hidup di tahun 800 SM (?)

G.    Tanda Seru ( ! )

1.      Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan perintah.
Contoh :
Tolong ambilkan buku di rak itu !
Ayo kita berangkat !
Kunci pintunya !
2.      Tanda seru dipakai untuk menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan rasa emosi yang kuat.
Contoh :
Benar-benar hebat !
Jawab, ayo jawab !

H.    Tanda Kurung ( )

1.      Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh :
Brimob ( Brigadir mobil ) selalu siap membantu masyarakat.
Ia sekolah di SMP ( Sekolah Menengah Pertama ) Jaya Sakti.
2.      Tanda kurung di pakai untuk mengapit keterangan yang bukan merupakan bagian integral dari pokok pembicaraan.
Contoh :
Lingkungan hidup pertama manusia adalah Bapak, Ibu, dan saudara ( keluarga: red)
3.      Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf keterangan.Angka atau huruf yang merinci satu seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga di ikuti oleh kurung tutup saja.
Contoh :
Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dengan kebiasaan hidup disiplin, antara lain :
(1)   dapat menumbuhkan sikap hidup bekerja keras.
(2)   setiap pekerjaan akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
(3)   dapat meningkatkan rasa tanggung jawab.
Atau dapat di tulis :
Di bidang olahraga :
(a)    mengirim pelatih keluar negeri untuk melatih.
(b)   membolehkan atlet asing turut berlatih.
(c)    dan sebagainya.


I.       Tanda Garis Miring ( / )

1.      Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.
Contohnya :
No.097/SK/XV/1996
No.3/II/PT/2001
2.      Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, per, atau nomor alamat.
Contoh :
Putra/putri
Mahasiswa/mahasiswi
300 Km/jam
Jl. Ketabang Magersari 1/10 Surabaya

J.       Tanda Pisah ( - )

1.      Tanda pisah dapat dipakai untuk menyatakan suatu pikiran sampingan atau tambahan.
Contoh :
Akhir-akhir ini budidaya wallet menjamur. Orang-orang di sekitar pantai utara Jawa-mulai Banyuwangi sampai Bekasi-mulai membangun rumah wallet.
2.      Tanda pisah dipakai untuk menghimpun atau memperluas suatu rangkaian atau bagian kalimat , sehingga lebih jelas.
Contoh :
Masyarakat kampus- mahasiswa, menwa, dekan, dosen dan rektor adalah orang-orang ilmiah.
3.      Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan dan juga di gunakan di antara nama dua kota tempat yang berarti ke atau sampai.
Contoh :
1980-1985
Indonesia – Singapura
4.      Tanda pisah dipakai untuk menyatakan suatu ringkasan atau gelar.
Contoh ;
Orang tua itu berjalan terseok-seok, badannya terkesan lemah dan kurus,   -lapar.

K.    Tanda Elipsis (…)

1.      Tanda elipsis dipakai untuk menyatakan ujaran yang terputus-putus.
Contoh :
Aku sudah … sudah … tidak kuat … lagi …
Jika demikian … ya … terserahlah
2.      Tanda elipsis di pakai untuk menyatakan bahwa dalam suatu kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Contoh :
(1)   Bagian yang di hilangkan di tengah, tanda titiknya harus tiga.
Contoh :
Maksudnya, kita dianjurkan untuk menunda shalat … bila jamuan makan atau minuman sesudah tersaji diatas meja yang ditunjukkan untuk kita.
(2)   Bagian yang di hilangkan dibagian belakang kalimat, maka tanda titiknya harus empat (….)
Contoh :
Senantiasa merenungkan dan mengingat hadits-hadits yang mengandung aturan dan keutamaan wudhu, dengan demikian yang terngiang pada ingatan kita hanyalah soal-soal keutamaan dan nilai-nilai….
3.      Tanda elipsis dipakai untuk meminta kepada pembaca mengisi sendiri kelanjutan dari kalimat.
Contoh :
Aku iba melihat Bapak yang terbaring dengan menahan rasa sakit. Keringat dingin membasahi keningnya. Sesekali ia mengerang, suara tertahan di tenggorokannya. Menghadapi kenyataan yang demikian itu, Emak hanya bisa menangis ….

L.     Tanda Kurung Siku […]

1.      Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi pada kalimat yang ditulis oleh orang lain. Tanda itu sebagai suatu isyarat bahwa kesalahan pada naskah asal atau menerangkan sesuatu diluar naskah atau sisipan keterangan yang tidak terdapat dalam naskah asli.
Contoh :
Takdir harus diterima dengan ik[h]las
2.      Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan bagi satu kalimat yang sudah ditempatkan dalam tanda kurung.
Contoh :
(Kejahatan di kota besar, terutama Surabaya semakin meningkat [lihat Jawa Pos, 23 September 1996]. Karena itu, Kapolwiltabes Surabaya mengerahkan untuk anggotanya mengantisipasi)

M.   Tanda Penyingkat Apostrof (‘)

Tanda apostrof di pakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata.
Contoh :
‘kan                             akan
‘lah                              telah
‘jelang                         menjelang

N.    Tanda Ulang (…2)

Tanda ulang menggunakan angka 2 hanya dapat dipakai untuk kepentingan tulisan cepat dan notula. Tanda ulang angka 2 untuk menyatakan pengulangan kata dasar.
Contoh ;
Laki2
Anak2

O.    Tanda Petik Ganda ( “…”)

1.      Tanda petik ganda dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh :
“Boleh saya masuk ?” tanya Tuan Odeng
“ Tentu saja, silahkan, Tuan !” Jawab Amin dengan senang hati.
“ Rumahmu kecil, tapi ruangannya menyenangkan.”
“ Ah Tuan, bisa-bisa saja.” Jawab Amin tersipu.
2.      Tanda petik di pakai untuk mengapit judul syair karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh :
Buku “ Layar Terkembang” kini sudah jarang di jumpai di pasaran.
Sajak  “Menjelang Matahari” sebenarnya adalah syair lagu ciptaan Ebit.G. ADE.
3.      Tanda petik ganda dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh :
Perang Irak-Amerika semakin panas. Kabarnya Amerika member peringatan agar Tentara Irak segera menyerah kalah. “Deadline-nya” Jum’at mendatang.
4.      Tanda petik ganda dipakai untuk penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh :
Kata Bu Guru , “ Besok ada ulangan matematika. Kata Johan, “ Penyebab kebakaran itu karena konseleting kabel PLN.”








BAB III
PENUTUP
A.    SIMPULAN
Tanda Baca berperan dalam suatu tulisan yaitu sebagai alat bantu dan  pengganti tak hidup unsur-unsur non bahasa seperti intonasi dan lain sebagainya yang terdapat dalam bahasa lisan. Apabila tanda baca tidak ada maka akan menyulitkan pembaca dalam memahami isi tulisan.

B.     SARAN
Dengan mengetahui penggunaan tanda baca yang terdapat dalam Ejaan
Yang Di sempurnakan, kita semua dapat memahami cara penggunaan tanda baca sebenarnya, sehingga kita tidak akan keliru dalam menggunakannya baik itu melalui tulisan yang kita tulis ataupun yang kita baca. Selain itu juga kita mampu memahami isi dari tulisan yang kita baca.


DAFTAR PUSTAKA
Moeliono, Anton. M. dan Soenjono Dardjowidjojo. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1988
Nugroho, Gunawan Setya dan A.M. Muchtar. Sari Kata Bahasa Indonesia. Surabaya: CV Pustaka Agung Harapan.2001
Indriana, Jhony. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mediantara



[1] Anton M,Moeliono dan Soenjono Dardjowidjojo. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka, 1998 hlm 406
[2] Gunawan Setya Nugroh 
MAKALAH BAHASA INDONESIA
TUGAS INDIVIDU
“PEMAKAIAN TANDA BACA”


DOSEN PEMBIMBING                   : SITI SALMA, S.Pd.I, M.Pd
MATA KULIAH                     : BAHASA INDONESIA

OLEH                                      : ERNI APRILIANI
NIM                                         : 2012121627



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) DARUL ULUM KANDANGAN
TAHUN AKADEMIK 2012/2013



KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas individu penyusunan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul “ Pemakaian Tanda Baca”.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Siti Salma, S.Pd.I, M.P.d selaku dosen pembimbing, karena telah memberi motivasi dan bimbingan kepada penulis dan juga teman-teman yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan belum sempurnanya apa yang telah disampaikan, sehingga apabila ada kekurangan dalam penulisan serta isi maupun materi, saya mohon saran dan kritiknya secara langsung maupun tidak langsung untuk kesempurnaan makalah ini.

Kandangan, 15 April 2013


Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….                 i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………     ii
BAB I                         : PENDAHULUAN ………………………………………………..                1
BAB II                        : PEMAKAIAN TANDA BACA ………………………………….                2
A.    Tanda Titik …………………………………………………    2
B.     Tanda Koma ………………………………………………..    6
C.     Tanda Titik Koma ………………………………………….    9
D.    Tanda Titik Dua ……………………………………………   10
E.     Tanda Hubung ……………………………………………..   11
F.      Tanda Tanya ……………………………………………….   13
G.    Tanda Seru …………………………………………………   14
H.    Tanda Kurung ……………………………………………..    14
I.       Tanda Garis Miring ……………………………………….     15
J.       Tanda Pisah ……………………………………………….    16
K.    Tanda Elipsis …………………………………………….      17
L.     Tanda Kurung Siku ……………………………………….    18
M.   Tanda Penyingkat Apostrof ………………………………    18
N.    Tanda Ulang ………………………………………………   19
O.    Tanda Petik Ganda ………………………………………..   19
BAB III          : PENUTUP ……………………………………………………….   21
A.    Kesimpulan ………………………………………………..   21
B.     Saran ……………………………………………………….  21
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..............  22


BAB I
PENDAHULUAN
Kita berada di Negara Bangsa Indonesia yang banyak suku bangsanya, mungkin ratusan banyaknya karena Indonesia Negara kepulauan yang wilayahnya cukup luas. Untuk mempersatukan bahasa supaya setiap suku bangsa saling mengerti satu sama lain yang dimaksudkan maka kita menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar . Namun dalam berbagai suku masih banyak wilayah yang tidak dapat menggunakan Bahasa Indonesia di karenakan tenaga pengajaran yang kurang karena wilayahnya di pelosok sehingga transportasi yang ada kurang memadai. Untuk itu  kita mulai dengan memahami berbagai tanda baca yang digunakan dalam bahasa Indonesia.
            Dalam Bahasa Indonesia ada banyak sekali tanda-tanda baca, namun banyak dari kita yang masih bingung penempatan maupun kegunaan dari beberapa tanda baca tersebut. Nah, dalam makalah ini saya akan membahas dan menjabarkan kegunaan dari tanda baca yang banyak di gunakan.









BAB II
PEMAKAIAN TANDA BACA

Latar belakang pemakaian tanda baca adalah untuk memperjelas maksud suatu bacaan agar pembaca dapat mengerti suatu bacaan tersebut. Jika suatu bacaan tidak memiliki suatu bacaan, dapat di pastikan pembaca tidak mengerti suatu bacaan tersebut. Misalnya Undang-Undang Dasar tidak memiliki tanda baca yang harus di bacakan setiap tanggal 17 Agustus. Maka orang tidak mengerti apa yang di maksudkan oleh Undang-Undang Dasar dan dapat dipastikan pembaca Undang-Undang Dasar akan kewalahan membacanya karena tidak memiliki tanda baca.

A.    Tanda Titik ( . )

1.      Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya [1]:
Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk disana.
Dia menanyakan siapa yang akan datang.
Hari ini tanggal 6 April 1973.
Marilah kita mengheningkan cipta.
Sudilah kiranya saudara mengabulkan permohonan ini.
2.      Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagian, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya :
a.       III. Departemen Dalam Negeri
A.    Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B.     Direktorat Jenderal Agraria
1.     
b.      1.   Patokan Umum
1.1  Isi Karangan
1.2  Ilustrasi
1.2.1        Gambar Tangan
1.2.2        Tabel
1.2.3        Grafik
Catatan : Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
1.      Tanda Titik di pakai pada akhir singkatan nama orang.
Misal [2]:
Abd. Fattah
A.Zaelani
Muh. Kundi
2.       Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Untuk singkatan kata yang lebih dari dua huruf hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh : 
a.n ( atas nama )
dkk. ( dan kawan-kawan )
tgl. ( tanggal )
3.      Tanda titik dipakai pada akhir singkatan, gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh [3]:
Drs. ( Dokturandus )
Ir. ( Insinyur )
DR. ( Doktor )
H. ( Haji )
Sdr. ( saudara )
Tn. ( Tuan )
4.      Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang  menunjukkan waktu.
Contoh :
Pukul 01.15.30 ( pukul satu lewat lima belas menit tigapuluh detik )
5.      Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh :
Pemilu yang akan datang dilaksanakan tahun 1997
Perkara Nomor 1246 telah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri
Nomor teleponku 7873915
6.      Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang terdapat di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh [4]:
SMP ( Sekolah Menengah Pertama )
ABRI ( Angkatan Bersenjata Republik Indonesia )
Depdikbud ( Departemen Pendidikan dan Kebudayaan )
7.      Tanda Titik dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang.
Contoh :
Km ( Kilometer )
Rp ( Rupiah )
8.      Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh :
Tenggelamnya Kapal Van Der Wick.
Undang-Undang Dasar 1945
Menjaring Matahari
9.      Tanda tidak titik dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama alamat pengirim surat.
Contoh :
Surabaya, 2 Maret 2001
Yth. Sdr. Cahya Surya
Jl. Bulak Banteng Kidul
10.  Tanda titik dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh :
Siregar, Merari.1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Poestaka

B.     Tanda  Koma ( , )

1.      Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perinciaan atau pembilangan.
Contoh :
Agus membeli pensil, penggaris, kertas dan lem.
Satu, dua, … tiga !

2.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Contoh[5] :
 Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya , melainkan anak Pak Kasim.

3.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh :
Karena mendadak sakit, ia tidak jadi pergi.
Karena hujan, saya tidak jadi berangkat.

4.      Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh :
Rusdi tidak naik kelas karena malas belajar.
Ibu mengatakan bahwa kebersihan itu sangat penting.

5.      Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat ada awal kalimat. Termasuk didalamnya : oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh :
Karena itu, kamu harus rajin belajar.
Anak itu sangat sibuk, meskipun begitu ia tetap rajin belajar.
Oleh karena itu, kita harus rajin belajar.
Jadi, soalnya tak semudah itu.

6.      Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti ; o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh :
O, begitu ceritanya.
Wah, kamu sekarang tambah cantik saja.
Aduh, sakit.
Ya, sudahlah kalau begitu.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh :
Kata Pak Guru, “ Besok ada ulangan Bahasa Indonesia.”
“ Aku senang bertemu denganmu,” kata Iwan, “karena selama setahun kita tak bertemu.”
7.      Tanda koma dipakai diantara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh :
Sdr. Cahya Surya, Jalan Bulak Banteng Kidul, Surabaya.
Pengadilan Negeri Surabaya, Jalan Arjuna, Surabaya.
Surabaya, 20 September 1966.
Jakarta, Indonesia.
8.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh :
Anwar, Chairil, Aku, Balai Pustaka,1959.
9.      Tanda koma dipakai diantara tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun penerbitan.
Contoh :
Gayo, Iwan, Buku Pintar Unior, Iwan Gayo Associates, Jakarta, 1987.[6]
10.  Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakan dari singkatan nama keluarga atau marga.
Contoh :
Luhut P, S.H.
Ny. Kumala, S.E
11.  Tanda koma dipakai dimuka angka persepuluhan dan diantara rupiah dan sen dalam bilangan.
Contoh :
10,15 m
1,5 km
Rp 50,25
12.  Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan oposisi.
Contoh :
Adik saya, Purwita, pandai sekali.
Kepala sekolah kami, Pak Anton, sekarang keluar negeri.
13.  Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat  apabila petikan langsung , tersebut berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan mendahului bagian lain dalam kalimat tersebut.
Contoh :
“ Aku tak tahu menahu tentang perkara itu !” kata Amin.
“ Mobilnya sudah dipersiapkan, Anton ?” tanya Bos.

C.     Tanda Titik Koma ( ; )

1.      Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh :
Hari sudah malam; anak-anak belum juga tidur.[7]
Hujan turun terus menerus; pekarangan sebelah rumah kami tergenang.[8]
2.      Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara didalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh :
Pagi hari semua sibuk; adik mandi; kakak sikat gigi; ibu memasak di dapur; ayah berkemas segera ke kantor.

D.    Tanda Titik Dua ( : )

1.      Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan bila di ikuti rangkaian atau pemeriaan.
Contoh :
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
Kebakaran kemarin menghanguskan barang-barang sebagai berikut: perkakas rumah, sepeda motor, mobil, mesin-mesin dan surat dokumen lainnya.
2.      Tanda titik dua dipakai sesudah ungkapan atau kata yang memerlukan pemerian.
Contoh :
Nama                     : Edi Sasmita
Alamat                  : Jl. Salak 60 Semarang
Jabatan                  : Sekretaris

Hari                       : Sabtu
Tanggal                 : 25 Maret 2000
Jam                        : 07.30 WIB
Tempat                  : Jl. Diponegoro 27 Malang
3.      Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan
Contoh :
Joko Tarub            : “Oh, Nawangwulan, jangan kau tinggalkan aku.
      Nawangwulan       : “Tidak, Kakang. Aku harus pergi. Karena semua itu   kesalahan Kakang.”
4a. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemberian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh :
Kita membutuhkan selimut, obat-obatan dan makanan.

4b. Tanda titik dua dipakai
a)      Diantara jilid atau nomor dan halaman.
Contoh :
Panjimas, XX ( 1987 ), 42: 5
b)      Diantara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci.
Contoh :
Surat Al-Baqarah: 57
c)      Di antara judul dan anak judul dalm suatu karangan.
Contoh :
Perserikatan Buruh Indonesia: Dalam Tinjauan

E.     Tanda Hubung  ( - )

1.      Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh :
… setelah menan-
datangani surat.
2.      Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depan nya pada pergantian baris.
Contoh:
… lalu ia membawa-
kan barang-barangku.
… dengan teliti meng-
amati gambar  itu.
3.      Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh :
Sayur-mayur
Laki-laki
Bersama-sama
4.      Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf dan kata yang  di eja satu-satu dan bagian-bagian tunggal.
Contoh :
P-A-N-C-A-S-I-L-A
15-04-1994
5.      Tanda hubung dipakai untuk memperjelas bagian-bagian ungkapan.
Contoh :
Ber-evolusi dengan ber-revolusi
6.      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya  yang dimulai dengan kapital, ke dengan angka, angka dengan an-, dan singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Contoh :
se-Indonesia
tingkat ke-5
SK-nya
7.      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh :
Men-deadline
di-impor

F.      Tanda Tanya ( ? )

1.      Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh :
Kapan ia berangkat ?
Dimana dia sekarang ?
2.      Kalimat tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat di buktikan kebenarannya.
Contoh :
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?)
Fir’aun diperkirakan hidup di tahun 800 SM (?)

G.    Tanda Seru ( ! )

1.      Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan perintah.
Contoh :
Tolong ambilkan buku di rak itu !
Ayo kita berangkat !
Kunci pintunya !
2.      Tanda seru dipakai untuk menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan rasa emosi yang kuat.
Contoh :
Benar-benar hebat !
Jawab, ayo jawab !

H.    Tanda Kurung ( )

1.      Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh :
Brimob ( Brigadir mobil ) selalu siap membantu masyarakat.
Ia sekolah di SMP ( Sekolah Menengah Pertama ) Jaya Sakti.
2.      Tanda kurung di pakai untuk mengapit keterangan yang bukan merupakan bagian integral dari pokok pembicaraan.
Contoh :
Lingkungan hidup pertama manusia adalah Bapak, Ibu, dan saudara ( keluarga: red)
3.      Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf keterangan.Angka atau huruf yang merinci satu seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga di ikuti oleh kurung tutup saja.
Contoh :
Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dengan kebiasaan hidup disiplin, antara lain :
(1)   dapat menumbuhkan sikap hidup bekerja keras.
(2)   setiap pekerjaan akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
(3)   dapat meningkatkan rasa tanggung jawab.
Atau dapat di tulis :
Di bidang olahraga :
(a)    mengirim pelatih keluar negeri untuk melatih.
(b)   membolehkan atlet asing turut berlatih.
(c)    dan sebagainya.


I.       Tanda Garis Miring ( / )

1.      Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.
Contohnya :
No.097/SK/XV/1996
No.3/II/PT/2001
2.      Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, per, atau nomor alamat.
Contoh :
Putra/putri
Mahasiswa/mahasiswi
300 Km/jam
Jl. Ketabang Magersari 1/10 Surabaya

J.       Tanda Pisah ( - )

1.      Tanda pisah dapat dipakai untuk menyatakan suatu pikiran sampingan atau tambahan.
Contoh :
Akhir-akhir ini budidaya wallet menjamur. Orang-orang di sekitar pantai utara Jawa-mulai Banyuwangi sampai Bekasi-mulai membangun rumah wallet.
2.      Tanda pisah dipakai untuk menghimpun atau memperluas suatu rangkaian atau bagian kalimat , sehingga lebih jelas.
Contoh :
Masyarakat kampus- mahasiswa, menwa, dekan, dosen dan rektor adalah orang-orang ilmiah.
3.      Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan dan juga di gunakan di antara nama dua kota tempat yang berarti ke atau sampai.
Contoh :
1980-1985
Indonesia – Singapura
4.      Tanda pisah dipakai untuk menyatakan suatu ringkasan atau gelar.
Contoh ;
Orang tua itu berjalan terseok-seok, badannya terkesan lemah dan kurus,   -lapar.

K.    Tanda Elipsis (…)

1.      Tanda elipsis dipakai untuk menyatakan ujaran yang terputus-putus.
Contoh :
Aku sudah … sudah … tidak kuat … lagi …
Jika demikian … ya … terserahlah
2.      Tanda elipsis di pakai untuk menyatakan bahwa dalam suatu kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Contoh :
(1)   Bagian yang di hilangkan di tengah, tanda titiknya harus tiga.
Contoh :
Maksudnya, kita dianjurkan untuk menunda shalat … bila jamuan makan atau minuman sesudah tersaji diatas meja yang ditunjukkan untuk kita.
(2)   Bagian yang di hilangkan dibagian belakang kalimat, maka tanda titiknya harus empat (….)
Contoh :
Senantiasa merenungkan dan mengingat hadits-hadits yang mengandung aturan dan keutamaan wudhu, dengan demikian yang terngiang pada ingatan kita hanyalah soal-soal keutamaan dan nilai-nilai….
3.      Tanda elipsis dipakai untuk meminta kepada pembaca mengisi sendiri kelanjutan dari kalimat.
Contoh :
Aku iba melihat Bapak yang terbaring dengan menahan rasa sakit. Keringat dingin membasahi keningnya. Sesekali ia mengerang, suara tertahan di tenggorokannya. Menghadapi kenyataan yang demikian itu, Emak hanya bisa menangis ….

L.     Tanda Kurung Siku […]

1.      Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi pada kalimat yang ditulis oleh orang lain. Tanda itu sebagai suatu isyarat bahwa kesalahan pada naskah asal atau menerangkan sesuatu diluar naskah atau sisipan keterangan yang tidak terdapat dalam naskah asli.
Contoh :
Takdir harus diterima dengan ik[h]las
2.      Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan bagi satu kalimat yang sudah ditempatkan dalam tanda kurung.
Contoh :
(Kejahatan di kota besar, terutama Surabaya semakin meningkat [lihat Jawa Pos, 23 September 1996]. Karena itu, Kapolwiltabes Surabaya mengerahkan untuk anggotanya mengantisipasi)

M.   Tanda Penyingkat Apostrof (‘)

Tanda apostrof di pakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata.
Contoh :
‘kan                             akan
‘lah                              telah
‘jelang                         menjelang

N.    Tanda Ulang (…2)

Tanda ulang menggunakan angka 2 hanya dapat dipakai untuk kepentingan tulisan cepat dan notula. Tanda ulang angka 2 untuk menyatakan pengulangan kata dasar.
Contoh ;
Laki2
Anak2

O.    Tanda Petik Ganda ( “…”)

1.      Tanda petik ganda dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh :
“Boleh saya masuk ?” tanya Tuan Odeng
“ Tentu saja, silahkan, Tuan !” Jawab Amin dengan senang hati.
“ Rumahmu kecil, tapi ruangannya menyenangkan.”
“ Ah Tuan, bisa-bisa saja.” Jawab Amin tersipu.
2.      Tanda petik di pakai untuk mengapit judul syair karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh :
Buku “ Layar Terkembang” kini sudah jarang di jumpai di pasaran.
Sajak  “Menjelang Matahari” sebenarnya adalah syair lagu ciptaan Ebit.G. ADE.
3.      Tanda petik ganda dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh :
Perang Irak-Amerika semakin panas. Kabarnya Amerika member peringatan agar Tentara Irak segera menyerah kalah. “Deadline-nya” Jum’at mendatang.
4.      Tanda petik ganda dipakai untuk penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh :
Kata Bu Guru , “ Besok ada ulangan matematika. Kata Johan, “ Penyebab kebakaran itu karena konseleting kabel PLN.”








BAB III
PENUTUP
A.    SIMPULAN
Tanda Baca berperan dalam suatu tulisan yaitu sebagai alat bantu dan  pengganti tak hidup unsur-unsur non bahasa seperti intonasi dan lain sebagainya yang terdapat dalam bahasa lisan. Apabila tanda baca tidak ada maka akan menyulitkan pembaca dalam memahami isi tulisan.

B.     SARAN
Dengan mengetahui penggunaan tanda baca yang terdapat dalam Ejaan
Yang Di sempurnakan, kita semua dapat memahami cara penggunaan tanda baca sebenarnya, sehingga kita tidak akan keliru dalam menggunakannya baik itu melalui tulisan yang kita tulis ataupun yang kita baca. Selain itu juga kita mampu memahami isi dari tulisan yang kita baca.

DAFTAR PUSTAKA
Moeliono, Anton. M. dan Soenjono Dardjowidjojo. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1988
Nugroho, Gunawan Setya dan A.M. Muchtar. Sari Kata Bahasa Indonesia. Surabaya: CV Pustaka Agung Harapan.2001
Indriana, Jhony. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mediantara


[1] Anton M,Moeliono dan Soenjono Dardjowidjojo. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka, 1998 hlm 406
[2] Gunawan Setya Nugroho dan A.M. Muchtar. Sari Kata Bahasa Indonesia. Surabaya: CV. Pustaka Agung Harapan, 2001 hlm 13
[3] Jhony Indriana. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:Mediantara, hlm 447
[4] Jhony Indriana. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mediantara hlm 448
[5] Anton M,Moeliono dan Soenjono Dardjowidjojo. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka, 1998 hlm 408
[6] Jhony Indriana. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mediantara hlm 451
[7]Gunawan Setya Nugroho dan A.M. Muchtar. Sari Kata Bahasa Indonesia. Surabaya: CV. Pustaka Agung Harapan, 2001 hlm 17
[8] Jhony Indriana. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mediantara hlm 452o dan A.M. Muchtar. Sari Kata Bahasa Indonesia. Surabaya: CV. Pustaka Agung Harapan, 2001 hlm 13
[3] Jhony Indriana. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:Mediantara, hlm 447
[4] Jhony Indriana. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mediantara hlm 448
[5] Anton M,Moeliono dan Soenjono Dardjowidjojo. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka, 1998 hlm 408
[6] Jhony Indriana. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mediantara hlm 451
[7]Gunawan Setya Nugroho dan A.M. Muchtar. Sari Kata Bahasa Indonesia. Surabaya: CV. Pustaka Agung Harapan, 2001 hlm 17
[8] Jhony Indriana. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mediantara hlm 452

Tidak ada komentar:

Posting Komentar