MAKALAH BAHASA
INDONESIA
TUGAS
INDIVIDU
“PEMAKAIAN
TANDA BACA”
DOSEN PEMBIMBING :
SITI SALMA, S.Pd.I, M.Pd
MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA
OLEH : ERNI APRILIANI
NIM : 2012121627
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) DARUL ULUM KANDANGAN
TAHUN
AKADEMIK 2012/2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas individu penyusunan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia
dengan judul “ Pemakaian Tanda Baca”.
Selanjutnya penulis mengucapkan
terima kasih banyak kepada Ibu Siti Salma, S.Pd.I, M.P.d selaku dosen
pembimbing, karena telah memberi motivasi dan bimbingan kepada penulis dan juga
teman-teman yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan belum sempurnanya apa yang telah disampaikan, sehingga apabila
ada kekurangan dalam penulisan serta isi maupun materi, saya mohon saran dan
kritiknya secara langsung maupun tidak langsung untuk kesempurnaan makalah ini.
Kandangan, 15 April 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… ii
BAB I :
PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
BAB II :
PEMAKAIAN TANDA BACA …………………………………. 2
A.
Tanda Titik ………………………………………………… 2
B.
Tanda Koma ……………………………………………….. 6
C.
Tanda Titik Koma …………………………………………. 9
D.
Tanda Titik Dua …………………………………………… 10
E.
Tanda Hubung …………………………………………….. 11
F.
Tanda Tanya ………………………………………………. 13
G.
Tanda Seru ………………………………………………… 14
H.
Tanda Kurung …………………………………………….. 14
I.
Tanda Garis Miring ………………………………………. 15
J.
Tanda Pisah ………………………………………………. 16
K.
Tanda Elipsis …………………………………………….
17
L.
Tanda Kurung Siku ………………………………………. 18
M.
Tanda Penyingkat Apostrof ……………………………… 18
N.
Tanda Ulang ……………………………………………… 19
O.
Tanda Petik Ganda ……………………………………….. 19
BAB III : PENUTUP
………………………………………………………. 21
A.
Kesimpulan ………………………………………………..
21
B.
Saran ……………………………………………………….
21
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….............. 22
BAB I
PENDAHULUAN
Kita berada di Negara Bangsa
Indonesia yang banyak suku bangsanya, mungkin ratusan banyaknya karena
Indonesia Negara kepulauan yang wilayahnya cukup luas. Untuk mempersatukan
bahasa supaya setiap suku bangsa saling mengerti satu sama lain yang
dimaksudkan maka kita menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar . Namun
dalam berbagai suku masih banyak wilayah yang tidak dapat menggunakan Bahasa
Indonesia di karenakan tenaga pengajaran yang kurang karena wilayahnya di
pelosok sehingga transportasi yang ada kurang memadai. Untuk itu kita mulai dengan memahami berbagai tanda
baca yang digunakan dalam bahasa Indonesia.
Dalam Bahasa
Indonesia ada banyak sekali tanda-tanda baca, namun banyak dari kita yang masih
bingung penempatan maupun kegunaan dari beberapa tanda baca tersebut. Nah,
dalam makalah ini saya akan membahas dan menjabarkan kegunaan dari tanda baca
yang banyak di gunakan.
BAB
II
PEMAKAIAN TANDA BACA
Latar belakang pemakaian tanda baca
adalah untuk memperjelas maksud suatu bacaan agar pembaca dapat mengerti suatu
bacaan tersebut. Jika suatu bacaan tidak memiliki suatu bacaan, dapat di
pastikan pembaca tidak mengerti suatu bacaan tersebut. Misalnya Undang-Undang
Dasar tidak memiliki tanda baca yang harus di bacakan setiap tanggal 17
Agustus. Maka orang tidak mengerti apa yang di maksudkan oleh Undang-Undang
Dasar dan dapat dipastikan pembaca Undang-Undang Dasar akan kewalahan
membacanya karena tidak memiliki tanda baca.
A.
Tanda Titik ( . )
1.
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan. Misalnya [1]:
Ayahku
tinggal di Solo.
Biarlah
mereka duduk disana.
Dia
menanyakan siapa yang akan datang.
Hari
ini tanggal 6 April 1973.
Marilah
kita mengheningkan cipta.
Sudilah
kiranya saudara mengabulkan permohonan ini.
2.
Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagian,
ikhtisar, atau daftar.
Misalnya
:
a.
III. Departemen Dalam Negeri
A.
Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B.
Direktorat Jenderal Agraria
1.
…
b.
1. Patokan Umum
1.1
Isi Karangan
1.2
Ilustrasi
1.2.1
Gambar Tangan
1.2.2
Tabel
1.2.3
Grafik
Catatan : Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf
dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir
dalam deretan angka atau huruf.
1.
Tanda Titik di pakai pada akhir singkatan nama orang.
Misal [2]:
Abd. Fattah
A.Zaelani
Muh. Kundi
2.
Tanda titik dipakai pada
singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Untuk singkatan kata yang lebih
dari dua huruf hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh :
a.n ( atas nama )
dkk. ( dan kawan-kawan )
tgl. ( tanggal )
3.
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan, gelar, jabatan, pangkat,
dan sapaan.
Contoh [3]:
Drs. ( Dokturandus )
Ir. ( Insinyur )
DR. ( Doktor )
H. ( Haji )
Sdr. ( saudara )
Tn. ( Tuan )
4.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik
yang menunjukkan waktu.
Contoh :
Pukul 01.15.30 ( pukul satu lewat lima belas menit tigapuluh detik
)
5.
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan,
dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh :
Pemilu yang akan datang dilaksanakan tahun 1997
Perkara Nomor 1246 telah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri
Nomor teleponku 7873915
6.
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari
huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang
terdapat di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh [4]:
SMP ( Sekolah Menengah Pertama )
ABRI ( Angkatan Bersenjata Republik Indonesia )
Depdikbud ( Departemen Pendidikan dan Kebudayaan )
7.
Tanda Titik dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,
takaran, timbangan dan mata uang.
Contoh :
Km ( Kilometer )
Rp ( Rupiah )
8.
Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh :
Tenggelamnya Kapal Van Der Wick.
Undang-Undang Dasar 1945
Menjaring Matahari
9.
Tanda tidak titik dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal
surat, atau nama alamat pengirim surat.
Contoh :
Surabaya, 2 Maret 2001
Yth. Sdr. Cahya Surya
Jl. Bulak Banteng Kidul
10. Tanda titik
dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda
tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh :
Siregar, Merari.1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai
Poestaka
B.
Tanda Koma ( , )
1.
Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perinciaan atau
pembilangan.
Contoh :
Agus membeli pensil, penggaris, kertas dan lem.
Satu, dua, … tiga !
2.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang setara yang
satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau
melainkan.
Contoh[5]
:
Saya ingin datang, tetapi
hari hujan.
Didi bukan anak saya , melainkan anak Pak Kasim.
3.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh :
Karena mendadak sakit, ia tidak jadi pergi.
Karena hujan, saya tidak jadi berangkat.
4.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh :
Rusdi tidak naik kelas karena malas belajar.
Ibu mengatakan bahwa kebersihan itu sangat penting.
5.
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat ada awal kalimat. Termasuk didalamnya : oleh karena
itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh :
Karena itu, kamu harus rajin belajar.
Anak itu sangat sibuk, meskipun begitu ia tetap rajin belajar.
Oleh karena itu, kita harus rajin belajar.
Jadi, soalnya tak semudah itu.
6.
Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti ; o, ya, wah,
aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh :
O, begitu ceritanya.
Wah, kamu sekarang tambah cantik saja.
Aduh, sakit.
Ya, sudahlah kalau begitu.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat.
Contoh :
Kata Pak Guru, “ Besok ada ulangan Bahasa Indonesia.”
“ Aku senang bertemu denganmu,” kata Iwan, “karena selama setahun
kita tak bertemu.”
7.
Tanda koma dipakai diantara nama dan alamat, bagian-bagian alamat,
tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh :
Sdr. Cahya Surya, Jalan Bulak Banteng Kidul, Surabaya.
Pengadilan Negeri Surabaya, Jalan Arjuna, Surabaya.
Surabaya, 20 September 1966.
Jakarta, Indonesia.
8.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh :
Anwar, Chairil, Aku, Balai Pustaka,1959.
9.
Tanda koma dipakai diantara tempat penerbitan, nama penerbit, dan
tahun penerbitan.
Contoh :
Gayo, Iwan, Buku Pintar Unior, Iwan Gayo Associates, Jakarta, 1987.[6]
10. Tanda koma
dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk
membedakan dari singkatan nama keluarga atau marga.
Contoh :
Luhut P, S.H.
Ny. Kumala, S.E
11. Tanda koma
dipakai dimuka angka persepuluhan dan diantara rupiah dan sen dalam bilangan.
Contoh :
10,15 m
1,5 km
Rp 50,25
12. Tanda koma
dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan oposisi.
Contoh :
Adik saya, Purwita, pandai sekali.
Kepala sekolah kami, Pak Anton, sekarang keluar negeri.
13. Tanda koma
tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat apabila petikan langsung , tersebut
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan mendahului bagian lain dalam
kalimat tersebut.
Contoh :
“ Aku tak tahu menahu tentang perkara itu !” kata Amin.
“ Mobilnya sudah dipersiapkan, Anton ?” tanya Bos.
C.
Tanda Titik Koma ( ; )
1.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh :
Hari sudah malam; anak-anak belum juga tidur.[7]
Hujan turun terus menerus; pekarangan sebelah rumah kami tergenang.[8]
2.
Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara
didalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh :
Pagi hari semua sibuk; adik mandi; kakak sikat gigi; ibu memasak di
dapur; ayah berkemas segera ke kantor.
D.
Tanda Titik Dua ( : )
1.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan bila di ikuti
rangkaian atau pemeriaan.
Contoh :
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau
mati.
Kebakaran kemarin menghanguskan barang-barang sebagai berikut:
perkakas rumah, sepeda motor, mobil, mesin-mesin dan surat dokumen lainnya.
2.
Tanda titik dua dipakai sesudah ungkapan atau kata yang memerlukan
pemerian.
Contoh :
Nama : Edi
Sasmita
Alamat : Jl.
Salak 60 Semarang
Jabatan :
Sekretaris
Hari :
Sabtu
Tanggal : 25
Maret 2000
Jam :
07.30 WIB
Tempat : Jl.
Diponegoro 27 Malang
3.
Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan
Contoh :
Joko Tarub : “Oh,
Nawangwulan, jangan kau tinggalkan aku.
Nawangwulan : “Tidak, Kakang. Aku harus pergi. Karena semua itu kesalahan Kakang.”
4a. Tanda titik
dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemberian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
Contoh :
Kita
membutuhkan selimut, obat-obatan dan makanan.
4b. Tanda titik
dua dipakai
a)
Diantara jilid atau nomor dan halaman.
Contoh :
Panjimas, XX ( 1987 ), 42: 5
b)
Diantara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci.
Contoh :
Surat Al-Baqarah: 57
c)
Di antara judul dan anak judul dalm suatu karangan.
Contoh :
Perserikatan Buruh Indonesia: Dalam Tinjauan
E.
Tanda Hubung ( - )
1.
Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang
terpisah oleh pergantian baris.
Contoh :
… setelah menan-
datangani surat.
2.
Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya,
atau akhiran dengan bagian kata di depan nya pada pergantian baris.
Contoh:
… lalu ia membawa-
kan barang-barangku.
… dengan teliti meng-
amati gambar itu.
3.
Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh :
Sayur-mayur
Laki-laki
Bersama-sama
4.
Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf dan kata yang di eja satu-satu dan bagian-bagian tunggal.
Contoh :
P-A-N-C-A-S-I-L-A
15-04-1994
5.
Tanda hubung dipakai untuk memperjelas bagian-bagian ungkapan.
Contoh :
Ber-evolusi dengan ber-revolusi
6.
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan kapital,
ke dengan angka, angka dengan an-, dan singkatan huruf kapital dengan imbuhan
atau kata.
Contoh :
se-Indonesia
tingkat ke-5
SK-nya
7.
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Contoh :
Men-deadline
di-impor
F.
Tanda Tanya ( ? )
1.
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh :
Kapan ia berangkat ?
Dimana dia sekarang ?
2.
Kalimat tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat di buktikan
kebenarannya.
Contoh :
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?)
Fir’aun diperkirakan hidup di tahun 800 SM (?)
G.
Tanda Seru ( ! )
1.
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan perintah.
Contoh :
Tolong ambilkan buku di rak itu !
Ayo kita berangkat !
Kunci pintunya !
2.
Tanda seru dipakai untuk menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan rasa emosi yang kuat.
Contoh :
Benar-benar hebat !
Jawab, ayo jawab !
H.
Tanda Kurung ( )
1.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan.
Contoh :
Brimob ( Brigadir mobil ) selalu siap membantu masyarakat.
Ia sekolah di SMP ( Sekolah Menengah Pertama ) Jaya Sakti.
2.
Tanda kurung di pakai untuk mengapit keterangan yang bukan
merupakan bagian integral dari pokok pembicaraan.
Contoh :
Lingkungan hidup pertama manusia adalah Bapak, Ibu, dan saudara (
keluarga: red)
3.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf
keterangan.Angka atau huruf yang merinci satu seri keterangan. Angka atau huruf
itu dapat juga di ikuti oleh kurung tutup saja.
Contoh :
Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dengan kebiasaan hidup
disiplin, antara lain :
(1)
dapat menumbuhkan sikap hidup bekerja keras.
(2)
setiap pekerjaan akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
(3)
dapat meningkatkan rasa tanggung jawab.
Atau
dapat di tulis :
Di
bidang olahraga :
(a)
mengirim pelatih keluar negeri untuk melatih.
(b)
membolehkan atlet asing turut berlatih.
(c)
dan sebagainya.
I.
Tanda Garis Miring ( / )
1.
Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.
Contohnya :
No.097/SK/XV/1996
No.3/II/PT/2001
2.
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, per, atau
nomor alamat.
Contoh :
Putra/putri
Mahasiswa/mahasiswi
300 Km/jam
Jl. Ketabang Magersari 1/10 Surabaya
J.
Tanda Pisah ( - )
1.
Tanda pisah dapat dipakai untuk menyatakan suatu pikiran sampingan
atau tambahan.
Contoh :
Akhir-akhir ini budidaya wallet menjamur. Orang-orang di sekitar pantai
utara Jawa-mulai Banyuwangi sampai Bekasi-mulai membangun rumah wallet.
2.
Tanda pisah dipakai untuk menghimpun atau memperluas suatu
rangkaian atau bagian kalimat , sehingga lebih jelas.
Contoh :
Masyarakat kampus- mahasiswa, menwa, dekan, dosen dan rektor adalah
orang-orang ilmiah.
3.
Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang
berarti sampai dengan dan juga di gunakan di antara nama dua kota tempat yang
berarti ke atau sampai.
Contoh :
1980-1985
Indonesia – Singapura
4.
Tanda pisah dipakai untuk menyatakan suatu ringkasan atau gelar.
Contoh ;
Orang tua itu berjalan terseok-seok, badannya terkesan lemah dan
kurus, -lapar.
K.
Tanda Elipsis (…)
1.
Tanda elipsis dipakai untuk menyatakan ujaran yang terputus-putus.
Contoh :
Aku sudah … sudah … tidak kuat … lagi …
Jika demikian … ya … terserahlah
2.
Tanda elipsis di pakai untuk menyatakan bahwa dalam suatu kutipan
ada bagian yang dihilangkan.
Contoh :
(1)
Bagian yang di hilangkan di tengah, tanda titiknya harus tiga.
Contoh :
Maksudnya, kita dianjurkan untuk menunda shalat … bila jamuan makan
atau minuman sesudah tersaji diatas meja yang ditunjukkan untuk kita.
(2)
Bagian yang di hilangkan dibagian belakang kalimat, maka tanda
titiknya harus empat (….)
Contoh :
Senantiasa merenungkan dan mengingat hadits-hadits yang mengandung
aturan dan keutamaan wudhu, dengan demikian yang terngiang pada ingatan kita
hanyalah soal-soal keutamaan dan nilai-nilai….
3.
Tanda elipsis dipakai untuk meminta kepada pembaca mengisi sendiri
kelanjutan dari kalimat.
Contoh :
Aku iba melihat Bapak yang terbaring dengan menahan rasa sakit.
Keringat dingin membasahi keningnya. Sesekali ia mengerang, suara tertahan di
tenggorokannya. Menghadapi kenyataan yang demikian itu, Emak hanya bisa
menangis ….
L.
Tanda Kurung Siku […]
1.
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi pada kalimat yang ditulis oleh orang lain. Tanda itu
sebagai suatu isyarat bahwa kesalahan pada naskah asal atau menerangkan sesuatu
diluar naskah atau sisipan keterangan yang tidak terdapat dalam naskah asli.
Contoh :
Takdir harus diterima dengan ik[h]las
2.
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan
bagi satu kalimat yang sudah ditempatkan dalam tanda kurung.
Contoh :
(Kejahatan di kota besar, terutama Surabaya semakin meningkat
[lihat Jawa Pos, 23 September 1996]. Karena itu, Kapolwiltabes Surabaya
mengerahkan untuk anggotanya mengantisipasi)
M.
Tanda Penyingkat Apostrof (‘)
Tanda apostrof
di pakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata.
Contoh :
‘kan akan
‘lah telah
‘jelang menjelang
N.
Tanda Ulang (…2)
Tanda ulang
menggunakan angka 2 hanya dapat dipakai untuk kepentingan tulisan cepat dan
notula. Tanda ulang angka 2 untuk menyatakan pengulangan kata dasar.
Contoh ;
Laki2
Anak2
O.
Tanda Petik Ganda ( “…”)
1.
Tanda petik ganda dipakai untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh :
“Boleh saya masuk ?” tanya Tuan Odeng
“ Tentu saja, silahkan, Tuan !” Jawab Amin dengan senang hati.
“ Rumahmu kecil, tapi ruangannya menyenangkan.”
“ Ah Tuan, bisa-bisa saja.” Jawab Amin tersipu.
2.
Tanda petik di pakai untuk mengapit judul syair karangan, atau bab
buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh :
Buku “ Layar Terkembang” kini sudah jarang di jumpai di pasaran.
Sajak “Menjelang Matahari”
sebenarnya adalah syair lagu ciptaan Ebit.G. ADE.
3.
Tanda petik ganda dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang
dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh :
Perang Irak-Amerika semakin panas. Kabarnya Amerika member peringatan
agar Tentara Irak segera menyerah kalah. “Deadline-nya” Jum’at mendatang.
4.
Tanda petik ganda dipakai untuk penutup mengikuti tanda baca yang
mengakhiri petikan langsung.
Contoh :
Kata Bu Guru , “ Besok ada ulangan matematika. Kata Johan, “ Penyebab
kebakaran itu karena konseleting kabel PLN.”
BAB
III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Tanda Baca berperan dalam suatu tulisan yaitu sebagai alat bantu
dan pengganti tak hidup unsur-unsur non
bahasa seperti intonasi dan lain sebagainya yang terdapat dalam bahasa lisan.
Apabila tanda baca tidak ada maka akan menyulitkan pembaca dalam memahami isi
tulisan.
B.
SARAN
Dengan
mengetahui penggunaan tanda baca yang terdapat dalam Ejaan
Yang Di sempurnakan, kita semua
dapat memahami cara penggunaan tanda baca sebenarnya, sehingga kita tidak akan
keliru dalam menggunakannya baik itu melalui tulisan yang kita tulis ataupun
yang kita baca. Selain itu juga kita mampu memahami isi dari tulisan yang kita
baca.
DAFTAR PUSTAKA
Moeliono, Anton. M. dan Soenjono Dardjowidjojo. Tata Bahasa Baku
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1988
Nugroho, Gunawan Setya dan A.M. Muchtar. Sari Kata Bahasa
Indonesia. Surabaya: CV Pustaka Agung Harapan.2001
Indriana, Jhony. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:
Mediantara
[1] Anton M,Moeliono dan Soenjono Dardjowidjojo. Tata Bahasa Baku
Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka, 1998 hlm 406
MAKALAH BAHASA
INDONESIA
TUGAS
INDIVIDU
“PEMAKAIAN
TANDA BACA”
DOSEN PEMBIMBING :
SITI SALMA, S.Pd.I, M.Pd
MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA
OLEH : ERNI APRILIANI
NIM : 2012121627
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) DARUL ULUM KANDANGAN
TAHUN
AKADEMIK 2012/2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas individu penyusunan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia
dengan judul “ Pemakaian Tanda Baca”.
Selanjutnya penulis mengucapkan
terima kasih banyak kepada Ibu Siti Salma, S.Pd.I, M.P.d selaku dosen
pembimbing, karena telah memberi motivasi dan bimbingan kepada penulis dan juga
teman-teman yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan belum sempurnanya apa yang telah disampaikan, sehingga apabila
ada kekurangan dalam penulisan serta isi maupun materi, saya mohon saran dan
kritiknya secara langsung maupun tidak langsung untuk kesempurnaan makalah ini.
Kandangan, 15 April 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… ii
BAB I :
PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
BAB II :
PEMAKAIAN TANDA BACA …………………………………. 2
A.
Tanda Titik ………………………………………………… 2
B.
Tanda Koma ……………………………………………….. 6
C.
Tanda Titik Koma …………………………………………. 9
D.
Tanda Titik Dua …………………………………………… 10
E.
Tanda Hubung …………………………………………….. 11
F.
Tanda Tanya ………………………………………………. 13
G.
Tanda Seru ………………………………………………… 14
H.
Tanda Kurung …………………………………………….. 14
I.
Tanda Garis Miring ………………………………………. 15
J.
Tanda Pisah ………………………………………………. 16
K.
Tanda Elipsis …………………………………………….
17
L.
Tanda Kurung Siku ………………………………………. 18
M.
Tanda Penyingkat Apostrof ……………………………… 18
N.
Tanda Ulang ……………………………………………… 19
O.
Tanda Petik Ganda ……………………………………….. 19
BAB III : PENUTUP
………………………………………………………. 21
A.
Kesimpulan ………………………………………………..
21
B.
Saran ……………………………………………………….
21
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….............. 22
BAB I
PENDAHULUAN
Kita berada di Negara Bangsa
Indonesia yang banyak suku bangsanya, mungkin ratusan banyaknya karena
Indonesia Negara kepulauan yang wilayahnya cukup luas. Untuk mempersatukan
bahasa supaya setiap suku bangsa saling mengerti satu sama lain yang
dimaksudkan maka kita menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar . Namun
dalam berbagai suku masih banyak wilayah yang tidak dapat menggunakan Bahasa
Indonesia di karenakan tenaga pengajaran yang kurang karena wilayahnya di
pelosok sehingga transportasi yang ada kurang memadai. Untuk itu kita mulai dengan memahami berbagai tanda
baca yang digunakan dalam bahasa Indonesia.
Dalam Bahasa
Indonesia ada banyak sekali tanda-tanda baca, namun banyak dari kita yang masih
bingung penempatan maupun kegunaan dari beberapa tanda baca tersebut. Nah,
dalam makalah ini saya akan membahas dan menjabarkan kegunaan dari tanda baca
yang banyak di gunakan.
BAB
II
PEMAKAIAN TANDA BACA
Latar belakang pemakaian tanda baca
adalah untuk memperjelas maksud suatu bacaan agar pembaca dapat mengerti suatu
bacaan tersebut. Jika suatu bacaan tidak memiliki suatu bacaan, dapat di
pastikan pembaca tidak mengerti suatu bacaan tersebut. Misalnya Undang-Undang
Dasar tidak memiliki tanda baca yang harus di bacakan setiap tanggal 17
Agustus. Maka orang tidak mengerti apa yang di maksudkan oleh Undang-Undang
Dasar dan dapat dipastikan pembaca Undang-Undang Dasar akan kewalahan
membacanya karena tidak memiliki tanda baca.
A.
Tanda Titik ( . )
1.
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan. Misalnya [1]:
Ayahku
tinggal di Solo.
Biarlah
mereka duduk disana.
Dia
menanyakan siapa yang akan datang.
Hari
ini tanggal 6 April 1973.
Marilah
kita mengheningkan cipta.
Sudilah
kiranya saudara mengabulkan permohonan ini.
2.
Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagian,
ikhtisar, atau daftar.
Misalnya
:
a.
III. Departemen Dalam Negeri
A.
Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B.
Direktorat Jenderal Agraria
1.
…
b.
1. Patokan Umum
1.1
Isi Karangan
1.2
Ilustrasi
1.2.1
Gambar Tangan
1.2.2
Tabel
1.2.3
Grafik
Catatan : Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf
dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir
dalam deretan angka atau huruf.
1.
Tanda Titik di pakai pada akhir singkatan nama orang.
Misal [2]:
Abd. Fattah
A.Zaelani
Muh. Kundi
2.
Tanda titik dipakai pada
singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Untuk singkatan kata yang lebih
dari dua huruf hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh :
a.n ( atas nama )
dkk. ( dan kawan-kawan )
tgl. ( tanggal )
3.
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan, gelar, jabatan, pangkat,
dan sapaan.
Contoh [3]:
Drs. ( Dokturandus )
Ir. ( Insinyur )
DR. ( Doktor )
H. ( Haji )
Sdr. ( saudara )
Tn. ( Tuan )
4.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik
yang menunjukkan waktu.
Contoh :
Pukul 01.15.30 ( pukul satu lewat lima belas menit tigapuluh detik
)
5.
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan,
dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh :
Pemilu yang akan datang dilaksanakan tahun 1997
Perkara Nomor 1246 telah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri
Nomor teleponku 7873915
6.
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari
huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang
terdapat di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh [4]:
SMP ( Sekolah Menengah Pertama )
ABRI ( Angkatan Bersenjata Republik Indonesia )
Depdikbud ( Departemen Pendidikan dan Kebudayaan )
7.
Tanda Titik dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,
takaran, timbangan dan mata uang.
Contoh :
Km ( Kilometer )
Rp ( Rupiah )
8.
Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh :
Tenggelamnya Kapal Van Der Wick.
Undang-Undang Dasar 1945
Menjaring Matahari
9.
Tanda tidak titik dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal
surat, atau nama alamat pengirim surat.
Contoh :
Surabaya, 2 Maret 2001
Yth. Sdr. Cahya Surya
Jl. Bulak Banteng Kidul
10. Tanda titik
dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda
tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh :
Siregar, Merari.1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai
Poestaka
B.
Tanda Koma ( , )
1.
Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perinciaan atau
pembilangan.
Contoh :
Agus membeli pensil, penggaris, kertas dan lem.
Satu, dua, … tiga !
2.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang setara yang
satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau
melainkan.
Contoh[5]
:
Saya ingin datang, tetapi
hari hujan.
Didi bukan anak saya , melainkan anak Pak Kasim.
3.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh :
Karena mendadak sakit, ia tidak jadi pergi.
Karena hujan, saya tidak jadi berangkat.
4.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh :
Rusdi tidak naik kelas karena malas belajar.
Ibu mengatakan bahwa kebersihan itu sangat penting.
5.
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat ada awal kalimat. Termasuk didalamnya : oleh karena
itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh :
Karena itu, kamu harus rajin belajar.
Anak itu sangat sibuk, meskipun begitu ia tetap rajin belajar.
Oleh karena itu, kita harus rajin belajar.
Jadi, soalnya tak semudah itu.
6.
Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti ; o, ya, wah,
aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh :
O, begitu ceritanya.
Wah, kamu sekarang tambah cantik saja.
Aduh, sakit.
Ya, sudahlah kalau begitu.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat.
Contoh :
Kata Pak Guru, “ Besok ada ulangan Bahasa Indonesia.”
“ Aku senang bertemu denganmu,” kata Iwan, “karena selama setahun
kita tak bertemu.”
7.
Tanda koma dipakai diantara nama dan alamat, bagian-bagian alamat,
tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh :
Sdr. Cahya Surya, Jalan Bulak Banteng Kidul, Surabaya.
Pengadilan Negeri Surabaya, Jalan Arjuna, Surabaya.
Surabaya, 20 September 1966.
Jakarta, Indonesia.
8.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh :
Anwar, Chairil, Aku, Balai Pustaka,1959.
9.
Tanda koma dipakai diantara tempat penerbitan, nama penerbit, dan
tahun penerbitan.
Contoh :
Gayo, Iwan, Buku Pintar Unior, Iwan Gayo Associates, Jakarta, 1987.[6]
10. Tanda koma
dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk
membedakan dari singkatan nama keluarga atau marga.
Contoh :
Luhut P, S.H.
Ny. Kumala, S.E
11. Tanda koma
dipakai dimuka angka persepuluhan dan diantara rupiah dan sen dalam bilangan.
Contoh :
10,15 m
1,5 km
Rp 50,25
12. Tanda koma
dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan oposisi.
Contoh :
Adik saya, Purwita, pandai sekali.
Kepala sekolah kami, Pak Anton, sekarang keluar negeri.
13. Tanda koma
tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat apabila petikan langsung , tersebut
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan mendahului bagian lain dalam
kalimat tersebut.
Contoh :
“ Aku tak tahu menahu tentang perkara itu !” kata Amin.
“ Mobilnya sudah dipersiapkan, Anton ?” tanya Bos.
C.
Tanda Titik Koma ( ; )
1.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh :
Hari sudah malam; anak-anak belum juga tidur.[7]
Hujan turun terus menerus; pekarangan sebelah rumah kami tergenang.[8]
2.
Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara
didalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh :
Pagi hari semua sibuk; adik mandi; kakak sikat gigi; ibu memasak di
dapur; ayah berkemas segera ke kantor.
D.
Tanda Titik Dua ( : )
1.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan bila di ikuti
rangkaian atau pemeriaan.
Contoh :
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau
mati.
Kebakaran kemarin menghanguskan barang-barang sebagai berikut:
perkakas rumah, sepeda motor, mobil, mesin-mesin dan surat dokumen lainnya.
2.
Tanda titik dua dipakai sesudah ungkapan atau kata yang memerlukan
pemerian.
Contoh :
Nama : Edi
Sasmita
Alamat : Jl.
Salak 60 Semarang
Jabatan :
Sekretaris
Hari :
Sabtu
Tanggal : 25
Maret 2000
Jam :
07.30 WIB
Tempat : Jl.
Diponegoro 27 Malang
3.
Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan
Contoh :
Joko Tarub : “Oh,
Nawangwulan, jangan kau tinggalkan aku.
Nawangwulan : “Tidak, Kakang. Aku harus pergi. Karena semua itu kesalahan Kakang.”
4a. Tanda titik
dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemberian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
Contoh :
Kita
membutuhkan selimut, obat-obatan dan makanan.
4b. Tanda titik
dua dipakai
a)
Diantara jilid atau nomor dan halaman.
Contoh :
Panjimas, XX ( 1987 ), 42: 5
b)
Diantara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci.
Contoh :
Surat Al-Baqarah: 57
c)
Di antara judul dan anak judul dalm suatu karangan.
Contoh :
Perserikatan Buruh Indonesia: Dalam Tinjauan
E.
Tanda Hubung ( - )
1.
Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang
terpisah oleh pergantian baris.
Contoh :
… setelah menan-
datangani surat.
2.
Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya,
atau akhiran dengan bagian kata di depan nya pada pergantian baris.
Contoh:
… lalu ia membawa-
kan barang-barangku.
… dengan teliti meng-
amati gambar itu.
3.
Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh :
Sayur-mayur
Laki-laki
Bersama-sama
4.
Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf dan kata yang di eja satu-satu dan bagian-bagian tunggal.
Contoh :
P-A-N-C-A-S-I-L-A
15-04-1994
5.
Tanda hubung dipakai untuk memperjelas bagian-bagian ungkapan.
Contoh :
Ber-evolusi dengan ber-revolusi
6.
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan kapital,
ke dengan angka, angka dengan an-, dan singkatan huruf kapital dengan imbuhan
atau kata.
Contoh :
se-Indonesia
tingkat ke-5
SK-nya
7.
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Contoh :
Men-deadline
di-impor
F.
Tanda Tanya ( ? )
1.
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh :
Kapan ia berangkat ?
Dimana dia sekarang ?
2.
Kalimat tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat di buktikan
kebenarannya.
Contoh :
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?)
Fir’aun diperkirakan hidup di tahun 800 SM (?)
G.
Tanda Seru ( ! )
1.
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan perintah.
Contoh :
Tolong ambilkan buku di rak itu !
Ayo kita berangkat !
Kunci pintunya !
2.
Tanda seru dipakai untuk menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan rasa emosi yang kuat.
Contoh :
Benar-benar hebat !
Jawab, ayo jawab !
H.
Tanda Kurung ( )
1.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan.
Contoh :
Brimob ( Brigadir mobil ) selalu siap membantu masyarakat.
Ia sekolah di SMP ( Sekolah Menengah Pertama ) Jaya Sakti.
2.
Tanda kurung di pakai untuk mengapit keterangan yang bukan
merupakan bagian integral dari pokok pembicaraan.
Contoh :
Lingkungan hidup pertama manusia adalah Bapak, Ibu, dan saudara (
keluarga: red)
3.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf
keterangan.Angka atau huruf yang merinci satu seri keterangan. Angka atau huruf
itu dapat juga di ikuti oleh kurung tutup saja.
Contoh :
Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dengan kebiasaan hidup
disiplin, antara lain :
(1)
dapat menumbuhkan sikap hidup bekerja keras.
(2)
setiap pekerjaan akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
(3)
dapat meningkatkan rasa tanggung jawab.
Atau
dapat di tulis :
Di
bidang olahraga :
(a)
mengirim pelatih keluar negeri untuk melatih.
(b)
membolehkan atlet asing turut berlatih.
(c)
dan sebagainya.
I.
Tanda Garis Miring ( / )
1.
Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.
Contohnya :
No.097/SK/XV/1996
No.3/II/PT/2001
2.
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, per, atau
nomor alamat.
Contoh :
Putra/putri
Mahasiswa/mahasiswi
300 Km/jam
Jl. Ketabang Magersari 1/10 Surabaya
J.
Tanda Pisah ( - )
1.
Tanda pisah dapat dipakai untuk menyatakan suatu pikiran sampingan
atau tambahan.
Contoh :
Akhir-akhir ini budidaya wallet menjamur. Orang-orang di sekitar pantai
utara Jawa-mulai Banyuwangi sampai Bekasi-mulai membangun rumah wallet.
2.
Tanda pisah dipakai untuk menghimpun atau memperluas suatu
rangkaian atau bagian kalimat , sehingga lebih jelas.
Contoh :
Masyarakat kampus- mahasiswa, menwa, dekan, dosen dan rektor adalah
orang-orang ilmiah.
3.
Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang
berarti sampai dengan dan juga di gunakan di antara nama dua kota tempat yang
berarti ke atau sampai.
Contoh :
1980-1985
Indonesia – Singapura
4.
Tanda pisah dipakai untuk menyatakan suatu ringkasan atau gelar.
Contoh ;
Orang tua itu berjalan terseok-seok, badannya terkesan lemah dan
kurus, -lapar.
K.
Tanda Elipsis (…)
1.
Tanda elipsis dipakai untuk menyatakan ujaran yang terputus-putus.
Contoh :
Aku sudah … sudah … tidak kuat … lagi …
Jika demikian … ya … terserahlah
2.
Tanda elipsis di pakai untuk menyatakan bahwa dalam suatu kutipan
ada bagian yang dihilangkan.
Contoh :
(1)
Bagian yang di hilangkan di tengah, tanda titiknya harus tiga.
Contoh :
Maksudnya, kita dianjurkan untuk menunda shalat … bila jamuan makan
atau minuman sesudah tersaji diatas meja yang ditunjukkan untuk kita.
(2)
Bagian yang di hilangkan dibagian belakang kalimat, maka tanda
titiknya harus empat (….)
Contoh :
Senantiasa merenungkan dan mengingat hadits-hadits yang mengandung
aturan dan keutamaan wudhu, dengan demikian yang terngiang pada ingatan kita
hanyalah soal-soal keutamaan dan nilai-nilai….
3.
Tanda elipsis dipakai untuk meminta kepada pembaca mengisi sendiri
kelanjutan dari kalimat.
Contoh :
Aku iba melihat Bapak yang terbaring dengan menahan rasa sakit.
Keringat dingin membasahi keningnya. Sesekali ia mengerang, suara tertahan di
tenggorokannya. Menghadapi kenyataan yang demikian itu, Emak hanya bisa
menangis ….
L.
Tanda Kurung Siku […]
1.
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi pada kalimat yang ditulis oleh orang lain. Tanda itu
sebagai suatu isyarat bahwa kesalahan pada naskah asal atau menerangkan sesuatu
diluar naskah atau sisipan keterangan yang tidak terdapat dalam naskah asli.
Contoh :
Takdir harus diterima dengan ik[h]las
2.
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan
bagi satu kalimat yang sudah ditempatkan dalam tanda kurung.
Contoh :
(Kejahatan di kota besar, terutama Surabaya semakin meningkat
[lihat Jawa Pos, 23 September 1996]. Karena itu, Kapolwiltabes Surabaya
mengerahkan untuk anggotanya mengantisipasi)
M.
Tanda Penyingkat Apostrof (‘)
Tanda apostrof
di pakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata.
Contoh :
‘kan akan
‘lah telah
‘jelang menjelang
N.
Tanda Ulang (…2)
Tanda ulang
menggunakan angka 2 hanya dapat dipakai untuk kepentingan tulisan cepat dan
notula. Tanda ulang angka 2 untuk menyatakan pengulangan kata dasar.
Contoh ;
Laki2
Anak2
O.
Tanda Petik Ganda ( “…”)
1.
Tanda petik ganda dipakai untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh :
“Boleh saya masuk ?” tanya Tuan Odeng
“ Tentu saja, silahkan, Tuan !” Jawab Amin dengan senang hati.
“ Rumahmu kecil, tapi ruangannya menyenangkan.”
“ Ah Tuan, bisa-bisa saja.” Jawab Amin tersipu.
2.
Tanda petik di pakai untuk mengapit judul syair karangan, atau bab
buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh :
Buku “ Layar Terkembang” kini sudah jarang di jumpai di pasaran.
Sajak “Menjelang Matahari”
sebenarnya adalah syair lagu ciptaan Ebit.G. ADE.
3.
Tanda petik ganda dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang
dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh :
Perang Irak-Amerika semakin panas. Kabarnya Amerika member peringatan
agar Tentara Irak segera menyerah kalah. “Deadline-nya” Jum’at mendatang.
4.
Tanda petik ganda dipakai untuk penutup mengikuti tanda baca yang
mengakhiri petikan langsung.
Contoh :
Kata Bu Guru , “ Besok ada ulangan matematika. Kata Johan, “ Penyebab
kebakaran itu karena konseleting kabel PLN.”
BAB
III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Tanda Baca berperan dalam suatu tulisan yaitu sebagai alat bantu
dan pengganti tak hidup unsur-unsur non
bahasa seperti intonasi dan lain sebagainya yang terdapat dalam bahasa lisan.
Apabila tanda baca tidak ada maka akan menyulitkan pembaca dalam memahami isi
tulisan.
B.
SARAN
Dengan
mengetahui penggunaan tanda baca yang terdapat dalam Ejaan
Yang Di sempurnakan, kita semua
dapat memahami cara penggunaan tanda baca sebenarnya, sehingga kita tidak akan
keliru dalam menggunakannya baik itu melalui tulisan yang kita tulis ataupun
yang kita baca. Selain itu juga kita mampu memahami isi dari tulisan yang kita
baca.
DAFTAR PUSTAKA
Moeliono, Anton. M. dan Soenjono Dardjowidjojo. Tata Bahasa Baku
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1988
Nugroho, Gunawan Setya dan A.M. Muchtar. Sari Kata Bahasa
Indonesia. Surabaya: CV Pustaka Agung Harapan.2001
Indriana, Jhony. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:
Mediantara
[1] Anton M,Moeliono dan Soenjono Dardjowidjojo. Tata Bahasa Baku
Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka, 1998 hlm 406
[2] Gunawan Setya Nugroho dan A.M. Muchtar. Sari Kata Bahasa
Indonesia. Surabaya: CV. Pustaka Agung Harapan, 2001 hlm 13
[3] Jhony Indriana. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Surabaya:Mediantara, hlm 447
[4] Jhony Indriana. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:
Mediantara hlm 448
[5] Anton M,Moeliono dan Soenjono Dardjowidjojo. Tata Bahasa Baku
Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka, 1998 hlm 408
[6] Jhony Indriana. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:
Mediantara hlm 451
[7]Gunawan Setya Nugroho dan A.M. Muchtar. Sari Kata Bahasa
Indonesia. Surabaya: CV. Pustaka Agung Harapan, 2001 hlm 17
[8] Jhony Indriana. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:
Mediantara hlm 452o dan A.M. Muchtar. Sari Kata Bahasa
Indonesia. Surabaya: CV. Pustaka Agung Harapan, 2001 hlm 13
[3] Jhony Indriana. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Surabaya:Mediantara, hlm 447
[4] Jhony Indriana. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:
Mediantara hlm 448
[5] Anton M,Moeliono dan Soenjono Dardjowidjojo. Tata Bahasa Baku
Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka, 1998 hlm 408
[6] Jhony Indriana. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:
Mediantara hlm 451
[7]Gunawan Setya Nugroho dan A.M. Muchtar. Sari Kata Bahasa
Indonesia. Surabaya: CV. Pustaka Agung Harapan, 2001 hlm 17
[8] Jhony Indriana. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:
Mediantara hlm 452